HUKUM MENCELA ORANG YANG BERBUAT DOSA
Manusia memang makhluk ciptaan Allah SWT yang tidak pernah luput dari dosa, baik dosa besar maupun dosa kecil pasti kita pernah melakukannya. Dan malahan banyak juga diantara kita melakukan dosa tersebut dengan sengaja. Meskipun kita semua tahu bahwa kita sama-sama makhluk yang berdoa dan tidak sempurna, namun masih ada aja manusia yang mencela atau mengejek manusia lain yang melakukan perbuatan dosa. Hal ini mungkin lakukan lain karena mereka merasa bahwa dosa yang dilakukannya tidak sebesar dosa yang orang lain lakukan. Seperti contohnya ketika mengetahui orang lain mencuri terlontar kata: ih kok dia bisa mencuri, untung aku tak pernah melakukan perbuatan hina tersebut.
Padahal dalam islam terdapat hukum yang menjelaskan terkait manusia yang suka mencela dan mengejek orang yang berbuat dosa agar kita tidak termasuk golongan yang suka mencela orang lain yang berbuat dosa.
Sekecil apapun dosa yang dilakukan orang lain kita sebagai manusia juga kerap melakukan dosa tidak sepantasnya mencela orang lain yang berdosa. Karena didalam islam mengejek orang yang berbuat dosa hukumnya adalah tidak diperbolehkan.
Jangan sampai kita merasa diri kita ialah insan yang paling suci dan dapat bersih dari semua dosa. Mengenai mencela orang yang berbuat dosa terdapat sebuah hadis yang bersal dari Muaz Bin Jabal ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang menjelek-jelekan saudaranya karena suatu dosa, maka ia tidak akan mati kecuali mengamalkan dosa tersebut.” (HR Tirmidzi no 2505).
Syaikh Al Albani berkata bahwa hadis ini mau’du.
Mengenai hadis tersebut Imam Ahmad menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah dosa yang telah kita obati sebagia manusia, seharusnya kita tidak boleh merasa dirinya bisa selamat dari dosa sehinggga mencela orang lain yang berbuat dosa. Maksud meremehkan disini adalah ia menyombongkan diri karena tidak melakukan dosa yang demikian. Padahal sebenarnya jika kita menjelek-jelekan perbuatan maksiat yang dilakukan orang lain maka perbuatan tersebut akan dipastikan kita lakukan dikemudian hari.
Ibnu Qoyim berkata bahwa setiap maksiat yang dijelek-jelekan pada saudaramu maka itu akan kembali padamu maksudnya dapat dipastikan melakukan dosa hal tersebut. Sebagai orang yang bertakwa memang semestinya mengingkari dan tidak berbuat kemungkaran ialah kita tidak melakukan sembarang kemungkaran, ikhlas karena Allah SWT. Dan bukan karena kesombongan sehingga membuat kita merasa layak mencela orang yang berbuat dosa.
Ta’yir adalah menjelek-jelekan dan mengandung makna kesombongan karena seseorang yang ta’yir cenderung akan meremehkan orang lain dan merasa dirinya bersih dari dosa. Perbuatan ta’yir inilah yang harus kita hindari agar kita ingat bahwa Allah SWT ialah satu-satunya yang dapat menilai dan menghakimi hambanya. Dan kita sebagai hambanya hanya makhluk yang tidak luput dari kesalahan.
Oleh karena itu kita harus dapat membedakan antara menasehati tujuannya ialah orang tersebut taubat dari dosa yang dilakukannya dengan menjelek-jelekkan yang tujuannya ialah menyombongkan diri. Karena saat kita ikhlas menasehati yang kita inginkan hanyalah orang lain lebih baik. Namun jika menasehati dengan unsur celaan maka unsur tersebut tidak lain agar orang lain melihat kita lebih sempurna.
Allah SWT berfirman yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang lain, boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mencela kumpulan lainnya, boleh jadi yang dicela itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat maka mereka itu orang-orang yang zalim.” (QS. Al Hujuraat 11).
Demikianlah hukum mencela orang lain yang berbuat dosa. Semoga dengan pemaparan diatas dapat menjadi pengingat bagi kita bahwa didunia ini terkadang melakukan kesalahan dan dosa. Sehingga kita mengejek saudara kita yang berbuat dosa, baiknya ialah kita saling mengingatkan agar sama-sam terhindar dari perbuatan dosa.