Kamis, 07 April 2016

KISAH HIDUP SITI KHODIJAH

KISAH HIDUP SITI KHODIJAH

Para wanita muslimah hendaknya mengambil contoh dan teladan dari tokoh-tokoh wanita dunia yang telah mendahului mereka. Khususnya tidak disanksikan lagi keshalehannya dan telah diberikan kabar gembira oleh Allah SWT dengan surga. Mempelajari sirah dan perjalanan mereka adalah sangat penting karena dengannya dapat menatap kedepan, menempuh kehidupan yang lebih sempurna dan kebahagiaan didunia dan akhirat. Salah satu tokoh wanita yang patut dijadikan suri teladan para wanita muslimah sekarang adalah siti khodijah. Istri Rasulullah SAW, khodijah adalah seorang wanita yang pertama kali memeluk islam dan salah satu wanita yang terkemuka didunia.

Rasulullah SAW bersabda: “Para wanita penghuni surga setelah Maryam adalah Fatimah, Khodijah dan istri Fir’aun.” (HR. Ahmad).
Khodijah merupakan sosok pertama yang mendapat salam dari Allah SWT melalui malaikat jibril.

Hal ini dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW: “Wahai khodijah, ini malaikat jibril telah datang dan menyuruhku untuk menyampaikan salam dari Allah kepadamu dan memberikan kabar gembira kepadamu dengan rumah yang terbuat dari kayu tidak ada keributan dan rasa capai didalamnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Setelah mengetahui bahwa khodijah adalah wanita ahli surga dari hadis tersebut.

Kita sebagai wanita muslim pada abad ini harus mencari sebab musabab mengapa khodijah menjadi ahli surga?

Rahasia yang menjadikan khodijah masuk surga ternyata telah diungkapkan sendiri oleh Rasulullah SAW dalam suatu hadisnya. Tepatnya pada suatu hari Aisyah merasa cemburu dengan khodijah yang walupun sudah lama meninggal akan tetapi Rasulullah SAW masih saja terus mengingat-ingat kebaikannya. Ketika itu Aisyah berkata kepada Rasulullah SAW: Wahai Rasulullah bukankah Allah SWT telah menggantikannya dengan istri lebih muda dan lebih baik darinya? Mendengar pernyataan tersebut Rasulullah menjadi murka seraya bersabda: “Tidak, demi Allah, tidak ada yang bisa menggantikannya. Dia beriman kepadaku disaat kebanyakan orang mengkhafiriku, Dia membenarkanku pada saat mereka mendustakanku, Dia membantuku dengan hartanya ketika mereka meninggalkanku dan darinya dikaruniani keturunan pada saat istri-istriku yang lain tidak bisa mempunyai anak.” (HR. Ahmad no 24864 dan dishahihkan oleh para petahqiq musnad ahmad). Dari hadis tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa Rasulullah SAW telah menerangkan 3 jenis muslim sejati yang terdapat pada sosok khodijah yang menyebabkan khodijah masuk surga.

Lalu apa sajakah 3 hal tersebut?

Mempunyai keimanan yang tangguh, keimanan yang tangguh ini mempunyai beberapa ciri diantara: pertama keimanan tersebut tumbuh dari kesadaran atas dasar ilmu bukan dari ikut-ikutan atau takut dikucilkan. Hal ini terlihat jelas ketika khodijah telah berani menyatakan keimanannya kepada Nabi Muhammad SAW disaat orang lain menghindar dan mengkhafirinya.

Kedua mendukung orang-orang yang membawa kebenaran, siapapun tanpa pandang bulu, sekalipun dia bukan dari golongan atau kelompoknya. Dan yang ketiga diyakini bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan orang-orang yang selalu menyebarkan kebenaran dan berbuat baik kepada orang lain.

Terlihat jelas pada diri siti khodijah ketika Rasulullah SAW pulang dari gua hira dalam keadaan takut dan cemas setelah ditemui malaikat jibril beliau mengatakan kepada siti khodijah selimutilah saya, selimutilah saya, selimutilah saya. Melihat keadaan suaminya seperti itu siti khodijah mempunyai keimanan yang tangguh tidak lantas ikut panik dan menjerit-jerit tetapi tetap tegar dan mengatakan: “Sekali-kali tidak! Demi Allah. Sekali-kali Allah tidaklah akan menghinakan kamu selamanya. Sesungguhnya anda benar-benar orang yang suka menyambung tali persudaraan, menghormati para tamu, menganggung orang-orang yang membutuhkan, berusaha memenuhi kebutuhan orang-orang yang tidak mampu dan membantu orang-orang  yang ditimpa musibah.” (HR. Al Bukhari no 3 dan Muslim no 160).

Menginfakkan hartanya untuk sebuah perjuangan, sebab kedua yang mengantarkan siti khodijah sebagai penghuni surga adalah keikhlasannya dalam menginfakkan hartanya dijalan Allah demi tegak dan tersebarnya islam. Banyak contoh serupa yang menguatkan perkataan tersebut bahwa infak dijalan Allah adalah suatu jalan yang mengantar seseorang untuk masuk surga. Ini juga terlihat dengan jelas pada diri sahabat abu khalifah ke tiga Usman Bin Afan yang menginfakan seagian hartanya untuk biaya perang fisabilillah.

Allah SWT berfirman yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan RasulNya. Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. Al Hujurat 15).

Membuat ridha suami, sebab terakhir hal ini khodijah mempu memberikan perhatian, kecintaan, keturunan bagi suaminya. Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa khodijah tidak bersuara diatas suara suaminya. Yang jelas khodijah telah mengetahui kadar keagungan suaminya dan memberikan terbaik keagungannya. Itulah jati diri seorang muslimah sejati yang semuanya ada didalam sosok wanita siti khodjah. Semua hal ini bisa menjadi cermin diri kita semua tidak hanya wanita dari semua kalangan muda hingga yang tua, dari wanita hingga pria.