Jumat, 13 Mei 2016

TANDA KIAMAT YANG MUNCUL DI MEKAH

TANDA KIAMAT YANG MUNCUL DI MEKAH

Benarkah ada tanda kiamat yang muncul di Mekah?

Beberapa waktu lalu kita pernah dikejutkan berita menarik mengenai turunnya salju di Mekah. Turunnya salju itu disebut-sebut sebagai salah satu tanda kiamat di Mekah. Mengapa demikian? Karena di Mekah Arab Saudi adalah sebuah wilayah yang terkenal dengan kondisi tanah yang kering dan tandus. Fenomena turunnya salju ini termasuk peristiwa yang amat langka maka dari itu hal ini dikaitkan dengan tanda kiamat di Mekah. Bicara mengenai tanda kiamat di Mekah ada pula beberapa artikel didunia maya yang menjelaskan bahwa ada 3 tanda kiamat lain yang sudah terjadi di Mekah. Apa saja itu?

Kegiatan mendirikan bangunan tinggi memang sudah terjadi di Mekah Saudi Arabiah. Kota yang terkenal dengan kota Nabi ini tidak luput untuk mempercantik dirinya dengan mendirikan bangunan tinggi. Sebuah bangunan bernama Mecca Royal Clock Hotel Tower, tower tersebut memiliki tinggi sekitar 600 meter yang memiliki luas berkisar kurang lebih satu juta meter persegi. Dapat terbayangkan berapa lahan bukit yang dibutuhkan untuk membangun tower tersebut. Kini lembah-lembah suci yang terjaga sejak zaman Nabi Ibrahim sudah berubah menjadi taman kota dengan gedung tinggi.
Hal ini disangkut pautkan dengan tanda kiamat yang telah diberitakan Rasulullah sebelumnya. Beliau bersabda: “Akan tetapi aku akan menyebutkan kepadamu tanda-tandanya (lalu beliau menyebutkan, diantaranya) jika para penggembala kambing berlomba-lomba meninggikan bangunan maka itulah diantara tanda-tandanya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Mengenai hadis terebut dijelaskan kembali dalam riwayat Imam Ahmad dari Ibnu Abbas beliau berkata dari mazab Ahmad 2926, Wahai Rasulullah siapakah para penggembala, orang yang tidak memakai sandal yang lapar dan miskin itu? Maka beliaupun menjawab, orang Arab.

Selain berlomba-lomba membangun bangunan tinggi ada pula tanda kiamat lainnya. Menurut kabar yang beredar jika gunung-gunung Mekah sudah mula berlubang maka itu pertanda kiamat. Benarkah itu? Sejak pembangunan besar-besaran oleh Dinasti Saud, Mekah dijuluki kota terowongan, karena jumlahnya yang hampir ratusan. Menurut riset yang dilakukan beberapa artikel mengatakan pada tahun 2011 Mekah sudah membuat 55 terowongan melalui gunungan dan sejumlah ruas jalan. Tetapi itu hanyalah pernyataan yang tidak berdasar, gunung-gunung di Mekah memang ada beberapa yang sudah dibuatkan terowongan. Namun bukan berarti itu tanda kiamat yang diberitakan Rasulullah SAW.

Tanda kiamat berikutnya yaitu bayangan ka’bah yang kini tidak terlihat lagi. Lagi-lagi ada kabar yang beredar, Rasulullah pernah bersabda bahwa kiamat akan terjadi jika Al Sa’ah telah membentangkan bayangannya sehingga bayangan ka’bah tidak lagi terlihat. Ada yang menafsirkan kalau Al Sa’ah merupakan salah satu kiasan untuk kiamat. Sementara dalam bahasa Arab Al Sa’ah diartikan sebagai jam. Karena itu mereka menyimpulkan secara langsung waktu kiamat bisa saja terjadi menara jam telah menutupi ka’bah, sehingga bayangan ka’bah tidak tampak lagi.

Namun pernyataan ini tidak memiliki dalil yang shahih untuk menguatkannya. Sehingga tanda ini bukan termasuk kedalam tanda kiamat yang diberitahukan Rasullulah. Dari tiga tanda kiamat yang diberitakan ternyata hanya satu yang memiliki dalil shahih. Yaitu orang berlomba-lomba untuk meninggikan bangunannya di Mekah. Tetapi kapan kiamat itu terjadi? Tidak satupun yang tau persis mengenai hal tersebut, tetapi kita wajib untuk mengimaninya. Karena telah diberitakan oleh Rasulullah sebelumnya, Allah SWT yang artinya: Al Quran ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan sesungguhnya kamu akan mengtahui (kebenaran) berita Al Quran setelah beberapa waktu lagi.” (QS. Sad 87-88).

Semoga kita semua berada dilindungi Allah SWT.

Amin ya robal ‘alamin

MENGAPA MAZAB ATAU ALIRAN DALAM ISLAM BERMACAM-MACAM

MENGAPA MAZAB ATAU ALIRAN DALAM ISLAM BERMACAM-MACAM

Hanya satu Al Quran tapi mengapa wajah umat islam bermacam-macam.

Manusia Allah ciptakan dengan beberapa perbedaan secara umum dilihat bermacam-macam ras, warna kulit, suku dan banyak lainnya. Dan tidak dipungkiri didalam islam sendiri perbedaan tersebut ekstimasi ada pertanyaan yang sering terlontar, mengapa umat islam disana sini banyak aliran dan mazab. Bahkan satu sama lain berkonflik sementara mereka hanya mengakui satu Al Quran dan hadis.

Bagaimana islam menanggapi ini?

Perlu kita ketahui perbedaan aliran lebih banyak berhubungan dengan masalah aqidah dan teologi sedangkan perbedaan mazab lebih banyak berhubungan dengan masalah fikih dan hukum islam. Al Quran memang hanya satu dan seluruh redaksinya diakui sama diseluruh belahan dunia islam. Sejak zaman dahulu hingga sekarang tidak ada sedikitpun penambahan ataupun pengurangan bahkan penulisannyapun tetap dipertahankan sekalipun diantaranya tak lagi sesuai dengan penulisan Arab modern. Dari hal ini Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya kami lah yang menurunkan Al Quran dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al Hijr 9).

Demikian pula dengan hadis meskipun periwayatannya lebih bersifat maknawi namun ulama hadis telah berhasil menetapkan kriteria pemeliharaan yang sangat ketat, jauh lebih ketet dengan metode ilmu-ilmu modern. Tingkat keadilan, doa, kejujuran dan ketakwaan menjadi penentu validitas sebuah hadis, dengan demikian sulit sekali terjadi pemalsuan hadis apalagi setelah dilakukan komputerisasi hadis. Perbedaan mazab dalam islam sangat dimungkinkan, bahkan Al Quran dan hadis sendiri mengisyaratkan kemungkinan itu. Allah SWT berfirman yang artinya: “Janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu dan masuklah dari pintu-pintu yang berbeda-beda.” (QS. Yusuf 67).

Dalam hadis Nabi yang pernah disabdakan perbedaan pendapat dikalangan umatku adalah rahmat. Al Quran dan hadis diisyaratkan perbedaan dan keanekaragaman sebagai manusiawi, namun meski demikian Al Quran dan hadis selalu menujuk manusia kearah titik temu. Bukan hanya sesama umat islam tetapi untuk semua agama dan berbagai etnik mengingat islam merupakan rahmat. Banyak faktor yang menyebabkan perbedan aliran dan mazab itu muncul dalam soal aliran misalnya yang berkenaan dengan aqidah terdapat berbagai isyarat yang berbeda-beda. Namun tidak bertentangan tentang kehendak manusia.

Aliran Jabariyah berpendapat perbuatan manusia sesungguhnya perbuatan tuhan manusia sama dengan robot. Aliran Asoriyah berpendapat perbuatan manusia berbagi dengan tuhan tetapi bagian dari kehendak manusia tersebut lebih sedikit menurut maturidi buhara dan lebih besar menurut maturidi samarkhan. Lain halnya Amran Multakjilah yang menganggap perbuatan manusia sepenuhnya adalah perbuatan sendiri karena tuhan telah menganugrahkan kekuatan memilih atau ikhtiar bagi manusia. Dari aliran fatalistick sampai ke aliran liberal semuanya sama-sama mengaku mendasarkan pandangan kepada Al Quran dan hadis.

Sedangkan pada perbedaan mazab dan hukum dunia islam lebih gampang terlihat dibanding dengan perbedaan aliran. Dibeberapa Negara Afika termasuk Mesir, Sudan serta Negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia kita akan menjumpai lebih banyak orang yang melakukan shalat subuh dengan menggunakan doa qunut dan membaca doa basmalah sebelum Al Fatihah karena Negara-negara ini lebih banyak dipengaruhi oleh mazab imam Syafi’i. Sementara Negara-negara lain ada yang bermazab Maliki yang tidak menekankan doa Qunut dan menganggap basmalah bukan bagian surat Al Fatihah sehingga tidak perlu dikeraskan dalam membacanya.

Mengenai posisi Al Quran bagi manusiapun mendasari perbedaan yang ada, namun perbedaan penempatan posisi Al Quran itu dipengaruhi pemahaman manusia bukan berarti Al Quran memiliki celah hingga kesempurnaannya pantas dipertanyakan. Ada yang memposisikannya sebagai sumber informasi yaitu hukum dan segala akibatnya diketahui sebelm adanya Al Quran. Jadi tidak ada efek hukum bagi mereka belum sampai dakwah Nabi atau nilai-nilai Al Quran kepadanya. Sedangkan kelompok lain memposisikannya sebagai faktor konfirmasi yaitu sebelum ada Al Quran atau sebelum dakwah Nabi sampai dalam diri seseorang sudah harus taat pada hukum-hukum kemanusiaan.

Manusia melalui akal naluri intuisi bisa tau membedakan mana baik dan buruk. Al Quran datang sebaai sumber konfirmasi apakah hasil output nalar yang melahirkan nilai dan formalitas dalam masyarakat itu benar atau salah. Kedua kelompok ini merasa didukung juga oleh sebuah ayat dan hadis. Perbedaan aliran dan mazab dalam islam sebanyak apapun dapat ditolerir sepanjang tidak keluar dari prinsip-prinsip ajaran islam yang berpangkal pada rukun iman dan rukun islam. Selama sebuah aliran atau mazab tidak keluar dari koridor ini maka itu pula tidak bisa disebut aliran sesat. Kita tidak boleh mudah menyesatkan apalagi mengkafirkan seseorang karena mereka berbeda degan apa yang selama ini kita amalkan. Namun yang menjadi masalah adalah ketika suatu aliran keluar dari rukun iman dan rukum islam tersebut. Contohnya mengakui adanya Nabi setelah Rasulullah SAW maka dikatakan sudah berada diluar jalur keislamannya.

Penting untuk digaris bawahi sekalipun disana sini ada perbedaan pendapat bahkan perbedaan agama sekalipun islam tidak pernah mentolerir tindakan anarkis. Dari sejak awal Al Quran dan hadis memperkenalkan adanya agama lain selain islam adanya kitab suci lain selain Al Quran dan adanya beragam aliran dan mazab. Mengenai perbedaan Allah juga telah berfirman: “Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainnan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” (QS. Ar Rum 22).

Terlepas dari perbedaan yang ada pada umat manusia pada umumnya serta umat islam pada khususnya. Al Quran telah Allah turunkan melalui Rasulullah SAW sebagai sebenar-benarnya petunjuk dan berasal dari manusia-manusia pemahaman dan keterbatasannya.

Semoga apa yang telah disampaikan bisa bermanfaat serta menambah ilmu dan semoga kita senantiasa menjadi hamba-hamba Allah yang selalu bersyukur dan belajar dari segala Allah hadirkan disemesta alam ini.

Amin ya robal ‘alamin