Kamis, 03 Maret 2016

KEISTIMEWAAN KUCING

KEISTIMEWAAN KUCING

Banyak mitos yang bertebaran disetiap kehidupan kucing, mulai dari memiliki sembilan nyawa hingga dianggap sebagai jelmaan dewa. Seperti yang terjadi dimasa Dinasti Firaun sekitar tiga ribu tahun yang lalu. Kucing amat dipuja karena dianggap sebagai titisan dewa. Lain di Mesir lain pula di Eropa, didataran ini kucing dianggap sebagai sihir setan atau pembawa bencana. Pada masa abad kegelapan terjadi pemusnahan besar-besaran terhadap hewan lucu ini hingga ke Afrika Utara. Padahal wabah yang oleh masyarakat saat itu dianggap sebagai kutukan adalah sebuah penyakit pes yang diakibatkan oleh meledaknya populasi tikus dan penurunan populasi kucing sebagai predator.

Didalam perkembangan peradaban islam, kucing hadir sebagai teman sejati Nabi Muhammad SAW memiliki kucing yang diberi nama Moeza. Suatu saat dikala Nabi hendak mengambil jubahnya ditemuinya Moeza sedang terlelap tidur dengan santai diatas jubahnya. Tak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu, Nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri Moeza dari jubahnya. Ketika Nabi kembali kerumah, Moeza terbangun dan merunduk sujud pada majikannya sebagai balasan. Nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus-elus kebadan mungil kucing sebanyak tiga kali. Dalam aktivitas lain, setiap kali Nabi menerima tamu dirumahnya, Nabi selalu menggendong Moeza dan ditaruh dipahanya. Salah satu sifat Moeza yang Nabi sukai ialah ia selalu mengeong ketika mendengar Adzan seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti lantunan suara Adzan.

Kepada para sahabatnya Nabi berpesan untuk menyayangi kucing peliharaannya selayaknya menyayangi keluarganya sendiri. Sedang hukum bagi mereka yang menyakiti hewan lucu ini sangatlah serius. Dalam sebuah hadis Sahih Al Bukhari dikisahkan seorang yang tidak pernah memberi makan kucingnya dan tidak pula melepas kucingnya untuk mencari makan sendiri. Kemudian Nabi SAW pun menjelaskan bahwa hukuman bagi wanita ini adalah siksa neraka. Rasulullah SAW bersabda: “Seorang wanita dimasukan kedalam neraka karena seekor kucing yang dia ikat dan tidak diberikan makan, bahkan tidak diperkenankan makan binatang-bintang kecil yang ada dilantai. (HR. Bukhari).

Bahwa ternyata tak hanya Nabi Muhammad SAW saja yang menyukai kucing, istri Nabi sendiri Aisyah Binti Abu Bakar amat menyukai kucing dan merasa amat kehilangan dikala ditinggal pergi oleh si kucing. Seorang sahabat yang juga seorang ahli hadis Abdul Rahman diberi julukan Abu Hurairah atau bapak kucing jantan, karena kegemarannya merawat dan memelihara kucing jantan dirumahnya.

Lalu bagaimanakah kedudukan kucing dalam islam, benarkah bahwa tokoh islam terdahulu sampai memberi penghormatan pada hewan lucu nan menggemaskan ini?

Pada abad ke 13 sebagai penghargaan masyarakat islam berupa kucing sebagai ukuran cincin para khalifah, termasuk porselin hingga mata uang. Hingga didunia sastra para penyair tak ragu untuk membuat syair-syair bagi kucing peliharaannya yang telah berjasa melindungi buku-buku mereka dari gigitan tikus dan serangga lainnya. Dalam buku yang berjudul Cats of Cairo pada masa Dinasti Mamluk. Baibar Al Zahir seorang Sultan juga pahlawan garis depan dalam perang, ia sengaja membangun taman-taman khusus bagi kucing dan menyediakan berbagai jenis makanan didalamnya. Tradisi ini sudah menjadi adat istiadat diberbagai kota-kota besar dinegara islam.hingga saat ini mulai dari Damaskus, Istambul, hingga Cairo masih kita jumpai kucing-kucing yang berkeliaran di pojok-pojok masjid dengan berbagai macam makanan yang disediakan oleh penduduk setempat. Segitu istimewanya kucing hingga Rasulullah dan para tokoh islam terdahulu merawat sedemikian rupa.

Lalu apakah yang membuat kucing begitu istimewa dalam islam?

Dalam beberapa hadis Rasulullah SAW menyebutkan bahwa: ” Kucing ini tidak najis, bahkan kita di perbolehkan untuk berwudhu mengunakan air bekas minum kucing, karena dianggap suci Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: Kucing itu tidak najis, ia binatang yang suka berkeliling di rumah (binatang rumahan). (HR. At Tirmidzi, An Nasa’I, Abu Daud dan Ibnu Majah).

Diriwayatkan dari Ali Bin Al Hasan dan Anas yang menceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW, pergi kebatan suatu daerah di Madinah. Lalu beliau berkata: Ya Anas, tuangkan air wudhu kedalam bejana, lalu Anas menuangkan air, ketika sudah selesai Nabi Muhammad menuju bejana, namun seekor kucing datang dan menjilat bejananya, melihat itu Nabi Muhammad SAW berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu. Nabi Muhammad ditanya mengenai kejadian tersebut lalu belaiu menjawab: Ya Anas kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori oleh sesuatu, bahkan tak ada najis.

Diriwayatkan pula dari Daud Bin Sholeh At Tamar dan ibunya menerangkan, bahwa budaknya memberikan Aisyah semangkuk bubur, namun ketika ia sampai di rumah Aisyah ternyata Aisyah sedang shalat. Lalu ia memberikan isyarat untuk menaruhnya, sayangnya setelah Aisyah menyelesaikan shalat ia lupa ada bubur. Lalu datanglah seekor kucing, kucing itu memakan sedikit bubur tersebut. Ketika Aisyah melihat kejadian tersebut, Aisyah pun membersihkan bagian yang disentuh kucing dan Aisyah lalu memakannya.

Lalu mengapa Rasulullah SAW berani mengatakan bahwa kucing suci dan tak bernajis?

Bagaimana Nabi Muhammad mengetahui kalo badan kucing tidak terdapat najis?

Sedangkan pada zaman dahulu tidak ada peneliti yang ada pada zaman sekarang. Lalu apakah ada hasil penelitian masa kini yang membenarkan yang dikatakan Rasulullah SAW.

Berikut penjelasan fakta ilmiah dari para peneliti. Fakta ilmiah pertama berdasarkan penelitian ternyata ditemukan pada kulit kucing terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteri. Otot kucing itu juga dapat menyelesaikan dengan sentuhan otot manusia. Permukaan lidah kucing tertutupi oleh berbagai benjolan kecil yang runcing, benjolan ini bengkok mengerucut seperti kikir atau gergaji dan bentuk ini sangat berguna untuk membersihkan kulit. Ketika kucing minum tidak ada setetespun cairan yang jatuh dari lidahnya. Sedangkan lidah kucing sendiri merupakan air pembersih yang paling canggih, permukaannya yang kasar membuang bulu-bulu mati dan membersihkan bulu-bulu yang tersisa dibadannya.

Fakta ilmiah kedua telah dilakukan berbagai penelitian terhadap kucing dengan perbedaan usia, perbedaan posisi kulit, punggung, bagian telapak kaki, pelindung mulut dan ekor. Pada bagian-bagian tersebut dilakukan pengambilan sampel dengan usapan dan disamping itu juga dilakukan penanaman kuman pada bagian-bagian khusus. Lalu diambil cairan khusus yang ada pada dinding dalam mulut, dan lidahnya. Hasil penelitian yang didapatkan sungguh menanjubkan dari kulit luar ternyata negatif berkuman meskipun dilakukan berulang-ulang kali percobaan. Perbandingan yang ditanamkan kuman dihasilkan negative sekitar 80%, jika dilihat dari cairan yang diambil dari dinding mulut. Sedangkan cairan yang diambil dari permukaan lidah juga menghasilkan negative berkuman. Sekalinya ada kuman-kuman ditemukan saat proses penelitian kuman itu termasuk kelompok kuman yang dianggap kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia dan masih dalam jumlah terbatas seperti Entro bakter, Streptococos, dan Stapilococus dan jumlah pun kurang dari lima puluh ribu yang kalah menajubkan dalam tubuh kucing tidak ditemukan kelompok kuman yang beragam dari berbagai sumber yang dapat dipercaya dan hasil penelitian laboratorium menyimpulkan bahwa kucing tidak memiliki kuman dan mikroba bahkan luarnya pun bersih dan mampu membersihkan kuman.
Menurut dokter Jorsh ketua laboratorium dari rumah sakit hewan Baitaroh dan tidak ditemukan kuman dilidah kucing, balikan dia menggambarkan jika kuman itu ada ditubuh kucing, maka kucing itu akan sakit. Sedangkan dokter Jen Gustafsir menemukan bahwa kuman yang paling banyak terdapat pada anjing tak hanya itu dokter hewan dirumah sakit di Damaskus Said Rofah menegaskan bahwa kucing memiliki perangkat bersih yang bernama Laiza Zaimi.

Lalu mengapa kucing bebas dari kuman?

Padahal ia sangat takut pada air…

Kucing emang tak suka air, karena air merupakan tempat yang sangat subur untuk pertumbuhan bakteri. Terlebih pada genangan air seperti lumpur genangan hujan dan lain-lain. Tujuan agar bakteri tidak berpindah kepadanya inilah yang menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh kucing. Sungguh luar biasa dimana Nabi Muhammad SAW sudah dahulu mengetahui bahwa kucing merupakan hewan yang suci sebelum ada penelitian tersebut.

Fakta lainnya seputar kucing adalah pada zaman dahulu kucing dipakai untuk terapi. Dan dengkuran kucing baik untuk kesehatan, selain itu mengelus kucing juga dapat menurunkan tingkat stress. Oleh karena itu kucing adalah binatang yang tubuhnya, keringatnya, bekas dari sisah makannya adalah suci, sedang liurnya bersih dan mampu membersihkan, hidupnya pun lebih bersih dari manusia, mungkin ini pula lah yang menyebabkan mengapa Rasulullah SAW sangat sayang kepada Moeza kucing peliharanya dan membuat kucing sangat istimewa dalam islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar