BERBISNIS
DENGAN ALLAH SWT
Dalam menjalani suatu
bisnis untung atau rugi merupakan hal yang biasa terjadi sebagai seorang
pengusaha tentu kita tidak ingin bisnis yang telah dibangun musnah begitu saja.
Mengingat betapa susahnya kita untuk membangun bisnis tersebut maka disinilah
pentingnya seseorang menjadi spiritual entrepreneur atau disebut juga pengusaha
kesayangan Allah SWT yang selalu melibatkan Allah dalam segala tindak tanduk
usahanya. Dan sejak awal memulai bisnis tidak lain untuk memperoleh rejeki yang
halal dari Allah semata.
Sebenarnya
bagaimana cara memulai bisnis dengan Allah SWT?
Perubahan ekonomi
Indonesia semakin cepat mengakibatkan jumlah pengangguran didalam negeri
bertambah. Mengenai hal tersebut badan pusat statistik atau BPS sudah
mengkonfirmasi hingga Februari 2015 saja jumlah pengangguran di Indonesia
bertambah dan menyentuh angka 7,45 juta jiwa. Jumlah pengangguran ini dirasakan
makin memprihatinkan dari waktu ke waktu. Oleh karena itu sebagai pengusaha
selalu ingin berbisnis dengan Allah, hendaknya ia membuat bisnis atau usaha
tersebut tidak lain untuk menolong para saudara kita yang sedang mencari kerja.
Karena Allah SWT menyukai seserang yang menolong orang lain.
Dalam sebuah hadis Abu
Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang membantu
menghilangkan satu kesedihan (kesusahan) dari sebagian banyak kesusahan orang
mukmin ketika didunia maka Allah akan menghilangkan satu kesusahan (kesedihan)
dari sekian banyak kesusahan dirinya pada hari kiamat kelak. Dan barangsiapa
yang memberikan kemudahan (membantu) kepada orang yang kesusahan, niscaya Allah
akan membantu memudahkan urusannnya didunia dan diakhirat. Dan barangsiapa yang
menutup aib orang muslim niscaya Allah akan menutup aibnya didunia dan diakhirat.
Sesungguhnya Allah akan selalu menolong seorang hamba selama ia gemar menolong
saudaranya.” (HR. Muslim).
Jadi kita harus
membenahi niat bisnis kita untuk membantu dan bukan hanya mencari keuntungan
semata. Dengan begitu kita dapat membuka jalan rejeki bagi orang lain yang
belum dapat lapangan pekerjaan, niscaya niat yang tulus untuk menolong orang
lain akan mendapat keridhoan Allah SWT. Jika kita ingin menjadi orang pembisnis
kesayangan Allah SWT rasa takut tentunya harus ditanam dalam diri kita. Namun
bukan takut karena kerugian melainkan rasa takut memulai melaksanakan sesuatu
yang mengundang dosa. Seperti contohnya tidak jujur dalam berbisnis, menipu,
korupsi dan kegiatan sejenisnya yang membuat bisnis kita ternodai oleh dosa.
Adapun bentuk kezoliman lainnya yang dilakukan
pada pembeli ialah dengan meletakkan harga berkali-kali lipat lebih tinggi
sehingga membuat pembeli merasa terbebani dan juga menimbun barang yang
mendapat permintaan tinggi agar dapat dijual lagi kemudian hari pada saat
barang tersebut susah dicari, seperti contohnya menimbun beras atau bahan
bakar. Seseorang yang mencintai Allah akan senantiasa merasa takut jika mereka
ingin melakukan hal tersebut. Mereka takut apa yang dilakukannya menjadi tidak
berkah dan tidak diridhoi Allah SWT.
Sebagaimana firman
Allah SWT yang artinya: “Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat
dalam buku-buku catatan. Dan segala (urusan) yang kecil maupun yang besar
adalah tertulis.” (QS Al Qamar 52-53).
Sebagai seorang muslim
tentunya kita tidak lupa bahwa terdapat hak orang lain yang juga dalam rejeki
kita. Seperti contohnya hak orang miskin, yatim piatu dan saudara-saudara kita
lainnya yang membutuhkan. Jangan sampai kita lupa akan hal tersebut karena
berbisnis dengan melibatkan Allah berarti kita tidak melupakan kewajiban kita
sebagai hamba Allah yang bertakwa.
Dan selalu ingat akan
firman Allah SWT yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah
(dijalan Allah) sebagian adari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari
apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang
buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan menicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah
bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Al Baqarah 267). Begitulah cara
yang dapat dilakukan untuk menjadi pembisnis yang diridhoi Allah dan melibatkan
bisnis kita dengan keridhoan Allah SWT.
Semoga informasi diatas
menjadi pembelajaran berharga bagi pembisnis baik yang telah lama memulai
bisnis atau yang baru saja akan memulai bisnis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar