Rabu, 04 Mei 2016

SAKARATUL MAUT

SAKARATUL MAUT

Kematian tidak pernah ada yang tau kapan akan datang, kita juga tak bisa mencegah apalagi menolaknya. Dan sebagai umat muslim yang dapat kita lakukan adalah menyambutnya. “Kematian telah ditentukan waktunya tidak dapat ditunda atau dipercepat dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Munafiqun 11).

Sebelum kematian datang menjemput maka seseorang akan mengalami sakaratul maut. Benar adanya bahwa sesungguhnya mahluk yang hidup itu pasti akan merasakan kematian dan akan kembali kepada sang pencipta Allah SWT. Proses pencabutannya ruh dari jasad bagi mereka yang beriman dan maupun yang ingkar dari Allah SWT itulah yang disebut peristiwa sakaratul maut. Rasulullah SAW bersabda: “Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang.” (HR. Tirmidzi).

Maka diutamakan bagi orang-orang yang saleh untuk mendampingi mereka yang akan meninggal dunia guna mengingatkan pada Allah. Dalam firman Allah SWT bersabda: “Jika kamu menjenguk orang yang sakit atau melawat yang meninggal. Hendaklah kamu mengucapkan kata-kata yang baik. Karena para malaikat akan turut mengaminkan apa-apa yang kamu ucapkan itu.” (HR. Ahmad dan Muslim).

Proses pencabutan mulai dari ujung kaki naik kebetis, paha sampai ke ubun-ubun dan saat dikerongkongan pintu tobat bagi mereka ditutup dan yang ada hanya penyesalan. Maka sekaranglah waktunya untuk bertobat senantiasa melakukan kebaikan dan beriman kepada Allah SWT. Pada sebagian orang ada yang mengatakan kalau orang yang akan meninggal merasakan kedatangan tamu istimewa yang melakukan hal aneh dari biasanya. Pada saat sakaratul maut mereka akan merasa kesakitan karena rasa haus yang sangat dasyat saat minum air seluasnya samudra tidak bisa menghilangkan rasa haus itu.kemudian dalam keadaan itu datanglah setan dengan membawa minuman yang tampak sangat menggoda dan menyegarkan khususnya pada orang muslim berimannya sangat kuat. Setan ini tidak rela manusia meninggal dengan khusnul khotimah sehingga seorang mukmin sedang mengalami sakaratul maut hendaklah membimbingnya dengan bacaan kalimat talqin Laa illaha illallah ditelinganya.

Nabi SAW bersabda: “Talqinkanlah orang yang sekarat (diantara) kalian (dengan Laa ilaha ilallah).” (HR. Muslim). Dengan membaca kalimat laa illaha illallah maka akan menjadi kesempatan terakhir saat seorang tengah sakaratul maut. Sebagaimana Nabi SAW bersabda: “Siapa saja yang ucapan terakhirnya adalah Laa ilaha ilallah dia akan masuk surga.” (HR. Abu Daud dan Al Hakim).

Selain itu pihak keluarga juga bisa membaca surat yasin, surat yasin tak hanya dibacakan saat orangnya sudah meninggal tapi juga bisa dibacakan pada orang yang dekat dengan ajalnya. Begitu pedihnya kesakitan sakaratul maut itu membuat lebih patuh pada kata-kata setan. Bagi orang beriman sakaratul maut yang dihadapi terasa lebih mudah dan ringan. Malaikat yang mendatangi orang mukmin yang mencabut nyawanya dilakukan dengan baik serta membawa kabar gembira bahwa mereka akan diampuni dengan ridho Allah SWT. Allah SWT mengatakan bahwa para malaikat menghampiri orang-orang yang beriman dengan mengatakan jangan takut dan sedih serta membawa berita gembira tentang surga. Sementara itu bagi orang tak beriman sakaratul maut datang dengan kejam, ruh orang tak beriman akan keluar dengan susah payah tak hanya itu didalam kubur dan neraka orang tak beriman akan menirima azab terlebih dahulu oleh Allah SWT. Malaikat memukul wajah dan bagian belakang mereka, ruhnyapun diperintahkan untuk keluar sendiri dari jasad mereka.

Sebagaimana Alah SWT berfirman: “Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu malihat diwaktu orang-orang yang zalim (kafir) berada dalam tekanan sakaratul maut, sedangkan para malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata) “Keluarkanlah nyawamu” dihari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan. Karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.” (QS. Al An’am 93).

Dikisahkan pula tentang detik-detik ketika ajal Rasulullah SAW, Imam Bukhari meriwayatkan dari Aisyah, ia bercerita: “Menjelang ajal menjemput Nabi SAW bahwa dihadapan Rasulullah ada bejana kecil dari kulit yang berisi air. Beliau memasukan tangan kedalamnya dan membasuh muka dengan seraya berkata Laa illaha illallah sesungguhnya kematian memilki sakaratul maut. Dan beliau menegakkan tangannya dan berkata “Menuju rafiqila’la sampai akhirnya nyawa beliau tercabut dan tangannya lemas.” (HR. Bukhari).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar