Sabtu, 26 Maret 2016

CEREWET MEMBAWA PETAKA ATAU PAHALA?

CEREWET MEMBAWA PETAKA ATAU PAHALA?

Tak sedikit pasangan yang sudah menikah merasa kecewa karena telah melihat tingkah laku ucapan atau sikap pasangan yang ternyata diluar dugaan. Kesalahan yang suka meributkan hal-hal kecil yang sebenarnya tak perlu dipermasalahkan. Akan tetapi tak selamanya cerewet dikonotasikan negatif karena tidak selalu cerewet identik dengan sikap yang menyebalkan, menjengkelkan, mengesalkan, atau dampak buruk lainnya. Dalam banyak keadaan kecerewetan istri sangat bermanfaat dan terdapat kebaikan didalamnya.

Shalat yang dilakukan pada sepertiga malam ini dapat dibilang salah satu shalat sunnah yang sangat mulia. Tetapi biasanya bangun pada sepertiga malam ditengah nyenyaknya tidur rasanya cukup sulit dilakukan. Pada saat seperti ini istri sering banyak berbicara atau cerewet untuk membangunkan suami. Ketika ada suami mengalami hal tersebut sebaiknya mereka jangan memarahi istri, tetapi harusnya bersyukur memilki istri seperti itu.

“Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al Isra ayat 79).

Hal itu lagi-lagi suami diharuskan untuk bangun dari tidur nyenyak, sang istripun kembali cerewet untuk segera bangun dan shalat subuh. Sebagaimana doa Rasulullah: “Ya Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun subuh.” (HR. Tirmidzi, Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).

Rasulullah SAW seringkali menganjurkan umatnya untuk berjalan kaki menuju masjid atau tempat shalat. Karena istri tau apa pahala dari berjalan kaki kemasjid maka istri cerewet mengingatkan suami untuk pergi shalat dengan berjalan kaki. Tetapi jangan berkecil hati atau letih dahulu, Allah SWT akan memberikan pahala sangat besar bagi orang yang berjalan menuju tempat shalat. “Orang yang mendapat pahala shalat yang paling besar adalah yang paling jauh jarak perjalanannya ke masjid.” (HR. Muslim).

Rasulullah bersabda: “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akherat, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Muslim).

University of Melbourne school Magazine Amerika Serikat menemukan mengapa wanita terlahir sebagai makhluk yang banyak bicara, karena tak wanita mengandung protein FoxP2 lebih banyak 30% dari pria. Protein FoxP2 bertanggungjawab pada kemampuan seseorang untuk berbicara dan mempelajari bahasa. Walaupun teorinya wanita lebih cerewet daripada pria, kini ada sebuah kasus dimana pria lebih banyak bicara dari wanita.

Namun meski demikian tak semua cerewetnya pria merupakan hal negatif, menurut psikolog Bondan Seno Setiadi cerewet pada pria harus didefinisikan terlebih dahulu, karena bisa jadi mereka cerewet karena mereka detail terhadap sesuatu. Sedangkan cerewet itu berlaku apabila seseorang bicara tanpa ada tujuan tema yang jelas. Karena pada dasarnya cerewet atau banyak bicara adalah sifat yang tercela dan tidak disukai Rasulullah SAW, sebagaimana beliau bersabda: “Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh tempatnya dariku pada hari kiamat adalah orang yang terlalu banyak berbicara dan yang memfasih-fasihkan lisannya (agar terpuji) dan orang yang sombong.” (HR. At Tirmidzi).

Jika kita sadari memiliki pribadi yang cerewet atau banyak bicara maka kita harus instropeksi diri apakah cerewetnya kita itu banyak dalam kebaikan atau kebalikannya. Karena sesungguhnya banyak bicara itu bisa jadi petaka atau bahkan bisa jadi pahala bagi kita, tergantung dari diri kita menyikapi kebiasaan kita ini.
Semoga informasi ini dapat menyadarkan kita bahwa menjadi orang yang banyak bicara ada baik dan juga buruknya, tapi insyaallah dengan cerewet yang bagus bisa untuk ladang pahala bagi kita.

Amin amin ya robal ‘alamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar