Rabu, 20 April 2016

BISAKAH MANUSIA BERBICARA DENGAN RUH

BISAKAH MANUSIA BERBICARA DENGAN RUH

Bisakah manusia berbicara dengan ruh orang yang telah meninggal?

Pernakah anda mendengar cerita tentang orang-orang disekitar anda yang pernah dialog dengan ruh atau arwah orang-orang yang telah meninggal. Mungkin diantara kita sering mendengar cerita-cerita tersebut.

Contohnya saja terdapat cerita dari seorang wanita sebut saja ani, singkat cerita ani baru saja kehilangan adik tercintanya. Ani selalu dihinggapi gelisah dan badannya terasa berat. Setelah dia konsultasi kepada kyai atau orang pintar ternyata ia selama ini dibuntuti arwah atau adiknya yang telah meninggal. Sontak saja ia terkejut, sang kyai pun menawarkan kepada ani agar dia berdialog dengan arwah adiknya. Ani setuju dan kemudian sang kyai memanggil adik ani dan memasukkannya arwah kesalah satu keluarga ani. Tiba-tiba orang yang dirasuki arwah tersebut tergulai lemas dan mengeluarkan suara laki-laki yang persis dengan suara adiknya. Dan mulailah dialog antara ani dan arwah adiknya. Ia mengatakan agar adiknya tidak membututi ani dan keluarganya san seraya mendoakan agar adiknya bahagia dialam kubur.
Mungkin cerita-cerita semacam ini kita dengar ditengah masyarakat kita.

Namun benarkah seorang manusia yang masih hidup bisa berbicara dengan arwah atau ruh yang telah meninggal? Dan bagaimana islam memandang hal-hal seperti ini?

Cerita-cerita tentang manusia yang bisa berbicara dengan ruh yang sudah meninggal tak luput dengan peran orang-orang yang memanggil ruh tersebut untuk diajak berkomunikasi. Namun pada dasarnya masalah ruh merupakan perkara gaib yang hakikatnya hanya diketahui oleh Allah SWT. Orang tidak boleh sibuk membicarakannya kecuali berdasarkan dalil syar’i. Allah SWT berfirman yang artinya: “Dan mereka bertanya kepadamu tetantang ruh, katakanlah: Ruh itu termasuk urusan RabbKu dan tidakah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (QS Al Isra 85).

Dari ayat ini maka jelaslah ilmu memanggil ruh adalah ilmu yang bathil dan ilmu tersebut merupakan permainan syetan yang bertujuan merusak aqidah dan akhlak. Menipu kaum muslimin dan menyeret mereka hingga sampai sikap mengaku mengetahui perkara gaib dalam banyak masalah. Tidaklah benar pengakuan para orang-orang tentang kemampuan mereka mendatangkan ruh orang-orang mati yang diinginkan lau mengajaknya berbicara dan bertanya-tanya tentang berbagai hal kepadanya. Ini adalah pengakuan yang bathil karena tidak ada dalil baik dalam Al Quran maupun hadis shahih yang menguatkannya.
Bahkan Allah SWT telah menjelaskan bahwa ruh yang telah meninggal tidak bisa kembali lagi kealam dunia.

Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: “Hingga pabila datang kematian kepada seseorang dari mereka (orang kafir) dia berkat: Ya Tuhanku kembalikanlah aku kedunia, agar aku berbuat amal yang saleh terhadap apa yang telah aku tiggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan dihadapan mereka ada dinding (barzakh) sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS Al Mu’minun 99-100).

Apa yang diaku-aku oleh orang yang memanggil ruh ini sebenarnya adalah ruh-ruh syetan. Mereka memberikan pelayanan kepada syetan-syetan itu dengan menyembahnya dan memenuhi permintaannya. Ruh-ruh syetan membantu para manusia ini dengan bantuan yang diminta dengan cara berdusta dengan cara berbuat dosa, menjiplak nama orang-orang yang mati yang dipanggil.

Dalam hal ini Allah SWT berfirman yang artinya: “Dan demikianlah kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh. Yaitu syetan-syetan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin. Sebagian mereka membisikan kepada yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Rabbmu menghendaki niscaya mereka tidak mengerjakannya. Maka tinggalkan mereka dan apa yang mereka ada-adakan. Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syetan) kerjakan.” (QS Al An’am 112-113).

Namun dibalik itu semua Allah SWT juga telah menjelaskan bahwa ruh yang masih hidup bisa saja bertemu dengan ruh orang yeng telah meninggal. Sebaimana firman Allah SWT yang artinya: “Allah memegang jiwa (ruh seseorang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (seseorang) yang belum mati diwaktu tidurnya. Maka ia tahan jiwa (ruh orang) yang telah ia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan lagi jiwa (ruh) yang lain sampai waktu yang ditentukan.” (QS. Az Zumar 42).

Ayat ini menunjukan bahwa ruh orang yang tidur dan ruh yang meninggal digenggam oleh Allah, maka bisa saja mereka bertemu dan berkomunikasi dalam mimpi. Kemudian Ibnu Qoyim mengutip perkataan Ibnu Abbas yang juga menafsirkan ayat tersebut, bahwa sungguh pertemuan antara ruh orang-orang yang masih hidup dengan ruh orang-orang yang sudah meninggal menunjukan orang yang masih hidup bisa melihat orang yang sudah meninggal dalam mimpinya. Dan menanyainya hingga yang sudah mati menceritakan apa yang tidak diketahui oleh yang masih hidup. Atas dasar inilah terkadang orang yang hidup tentang orang sudah mati bisa sesuai dengan kenyataan namun bukan berarti semua mimpi bertemu orang yang sudah meninggal adalah pasti ruh orang tersebut bisa juga yang hadir dalam mimpi tersebut adalah syetan yang menjelma menjadi ruh manusia yang sudah meninggal demi merusak keimanan orang tersebut. Misalnya kita dalam mimpi tersebut bertemu orang yang sudah meninggal disuruh melakukan sesuatu yang bertentangan dengan syariat islam maka itu perlu diwaspadai.

Dengan penjelasan ini semoga kita dapat selalu waspada terhadap tipu daya para syetan yang akan merusak keimanan kita melalui hal gaib disekitar kita karena tidak ada seorang pun dilangit dan dibumi mengetahui perkara gaib kecuali Allah SWT. Dan semoga Allah SWT selalu melindungi kita dari godaan para syetan dan menyelamatkan dari lobang kesyirikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar