KEWAJIBAN SILATURAHMI DALAM ISLAM
Etika dalam mengundang orang lain.
Menyambung silaturahim adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap muslim karena dengan melakukan hubungan silaturahim akan terjalin kerukunan dan ketentraman diantara seorang muslim dengan muslim lainnya. Seperti kita ketahui salah satu bentuk silaturahim adalah mengundang orang untuk bertamu, namun dalam hal mengundang orang untuk bertamu ini tidak sembarangan.
Sesungguhnya agama islam menempatkan hubungan kekerabatan dan silaturahmi sebagai bagian ciri orang mukmin. Hal ini merupakan pola hidup yang universal dan kekal untuk membentuk moral atau akhlak yang baik pada diri seseorang. Tentu kita sebagai umat muslim tidak menganggap sepele hubungan kekerabatan atau persaudaraan tersebut.
Sebagai seorang muslim kita harus mempunyai sikap-sikap yang perlu saling menyayangi saling mengerti dan menyantuni, saling mengerti saling memahami masalah masing-masing dan tepatnya kita harus mengerti dasar ikatan silaturahim yang diperintahkan oleh agama islam.
Berikut didalam hadis Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Barang siapa berimana kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah dia menyakiti tetangganya dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah memuliakan tamunya dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis tersebut menegaskan bahwa adanya kewajiban setiap muslim pada sesama umat manusia terutama kepada tetangganya harus selalu berperilaku baik yaitu tak boleh mengganggunya dan tak boleh menghinanya.
Dan berikut adalah etika mengundang orang lain yang perlu kita lakukan.
Mengundang orang yang tepat merupakan etika pertama yang harus kita lakukan jika ingin mengundang orang lain. Sesungguhnya kita diperintahkan untuk selalu mengundang orang-orang yang bertakwa bukan orang-orang fasik dan bukan pula orang-orang yang berdosa karena Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya: “Engkau jangan bergaul kecuali dengan orang mukmin dan jangan makan-makananmu kecuali orang bertakwa. “ (HR. Ahmad, Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Habban dan Al Hakim).
Kemudian etika selanjutnya yang harus kita lakukan jika ingin mengundang orang lain adalah mengundang orang tidak melihat miskin atau kaya. Yang harus kita lihat ketika kita ingin mengundang orang lain usahakan tidak mengundang orang kaya saja tanpa melibatkan orang miskin. Karena Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya: “Sejelek-jelek makanan resepsi, kala resepsi yang hanya mengundang orang-orang kaya saja tanpa orang miskin.” (Muttafaq’alaih).
Jangan berniat sombong dalam mengundang orang lain, merupakan etika selanjutnya yang dapat kita lakukan ketika kita ingin mengundang orang lain. Diperintahkan dalam hal mengundang tamu sebaiknya seorang muslim jangan bermaksud sombong. Namun bermaksud mengamalkan sunah Rasulullah SAW dan Nabi-nabi sebelum beliau, seperti Nabi Ibrahim AS yang dijuluki bapak tamu. Ia juga bermaksud membahagiakan kaum mukmin dan memasukkan kebahagian dihati saudara-saudaranya.
Kemudian etika selanjutnya yang dapat kita lakukan mengundang orang lain adalah jangan mengundang orang yang sedang mengalami kesulitan. Sesungguhnya jika kita ingin mengundang orang lain tidak boleh mengundang orang-orang yang sedang mengalami kesulitan untuk memenuhi undanganya. Karena itu semua untuk menghindari kesukaan orang yang telah diundang tersebut.
Didalam hadis Anas menutusrkan: “Pada suatu ketika kami ada disisi Umar, maka ia berkata: “Kami dilarang memaksa diri (membuat diri sendiri repot).” (HR. Al Bukhari).
Dengan adanya beberapa etika yang harus kita lakukan dalam hal mengundang orang lain tentu kita dapat memberikan kesan yang baik pada tamu yang sudah datang. Sesungguhnya pada semua hal yang kita laukan memiliki etika ataupun adab yang harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Semoga dengan penjelasan diatas dapat menambah pengetahuan kita agar bisa memuliakan tamu denagn lebih baik dikemudian hari.
Amin ya robal ‘alamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar