MATAHARI SEBAGAI SUMBER KEHIDUPAN
Benarkah matahari sebagai sumber energi bagi kehidupan?
Matahari sejak dulu memiliki peran penting dalam kehidupan makhluk dibumi terlepas dari eksistensinya sebagai pusat tata surya. Peran matahari jauh lebih besar dari itu, manusia dalam menjalani kehidupannya membutuhkan energi. Dan dari banyak sember energi yang Allah sediakan matahari adalah sumber terbesar. Penggunaan bahan bakar fosil sebagai bahan bakar energi beralih ke sumber alternatif lain seperti tenaga air, angin, dan matahari. Berbagai negara mengembangkan energi alternatif ini termasuk Maroko yang membangun komplek pembangkit listrik tenaga surya digurun sahara. Tidak main-main pembangkit listrik yang sedang menjalankan tahap pembangunan dan direncanakan selesai tahun 2018. Ini digadang-gadang merupakan pembangkit listrik terbesar didunia. Ketika selesai nanti komplek pembangkit listrik dengan kapasitas ratusan giga watt pertahun ini diharapkan mempu menerangi satu koma satu juta rumah seperti yang direncanakan. Selain mampu menurunkan emisi karbon dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, pengoperasian pembangkit listrik tersebut diharapkan dapat menyadarkan masyarakat dunia tentang pentingnya pemanfaatan energi matahari untuk sumberdaya lingkungan.
Penggunaan energi matahari yang dilakukan oleh Maroko dan banyak lainnya dimaulai sejak abad 20. Namun jauh sebelum itu matahari memiliki peran penting dalam berbagai kebudayaan dan kepercayaan kuno didunia. Sebelum masuknya islam banyak kepercayaan matahari sebagai salah satu dewa mereka. Misalnya ra sebagai dewa di Mesir kuno, helios di Yunani, mitra dalam kepercayaan Zoroaster, hingga ke Amerika Utara dimana matahari dikenal sebagai inti oleh bangsa inka, kinichauw oleh bangsa maya. Kepercayaan-kepercayaan tersebut menempatkan matahari sebagai dewa yang memiliki suspremasi dalam segala yang ada di dunia.
Hingga akhirnya islam membawa kebenaran. Allah SWT berfirman: “Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasanNya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya. Jika kamu hanya kepadaNya saja menyembah.” (QS. Fushilat ayat 37).
Setelah islam datang sebagai rahmat semesta alam, anggapan matahari sebagai sesuatu yang patut disembah dimiliki kuasa dibuang jauh-jauh. Dalam Al Quran dijelaskan bahwa matahari merupakan salah satu rahmat Allah sebagai penunjang kehidupan seperti yang dikatakan pada firman Allah : “Dan Dia menundukan malam dan siang, matahari dan bulan untukku dan bintang-bintang dikendalikan dengan perintahNya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang mengerti.” (QS. An Nahl ayat 12).
Allah telah menciptakan jarak yang sempurna antara bumi dan matahari. Apabila jarak matahari dekat dengan kita, maka semua yang ada dibumi akan menguap dan terbakar, begitu juga sebaliknya, apabila jaraknya lebih jauh dari saat ini maka semua daerah akan tertutupi es, dengan segala kemungkinan kehidupan akan mustahil. Meski kehidupan mahluk hidup manusia sendiri tergantung pada sinar matahari. Proses fotosistesis pada tumbuhan sendiri akan menghasilkan oksigen yang sangat penting bagi pernafasan manusia. Dengan begitu kehidupan manusiapun tergantung pada asupan oksigen yang terhirup. Selain itu perbedaan suhu antara kutub dan ekuator bumi menyebabkan terjadinya iklim moderat dibumi secara keseluruhan. Dan iklim inilah yang menyokong terwujudnya kehidupan. Hal tersebut adalah salah satu tanda dari tidak terhitungnya cinta Allah kepada manusia. Allah SWT berfirman yang artinya: “Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukan matahari dan bulan? Tentu mereka akan menjawab: “Allah”, maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jaan yang benar).” (QS. Al Ankabut ayat 61).
Demikianlah pemaparan saya, Allah SWT telah menjadika matahari sebagai rahmatnya sebagai penyokong kehidupan bumi. Hendaknya hal tersebut menjadikan kita menjadi manusia yang bersyukur terhadap nikmat yang Allah berikan. Semoga Allah selalu merahmati kita.
Amin amin ya robal ‘alamin